Menyapa Blog


     Halo, sudah hampir lima tahun lamanya saya tidak membuka blog ini. Banyak sekali kesibukan yang saya lalui hingga membuat saya lupa kalau saya memiliki blog. Kini saya adalah seorang guru di salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Jakarta. Syukurlah profesi saya saat ini mengharuskan para guru untuk meningkatkan kualitas literasi melalui menulis blog sehingga saya tersadar bahwa saya pernah memiliki blog yang tak pernah tersentuh lagi. Kalau blog ini bisa bicara, mungkin ia akan menggerutu meminta haknya untuk ditulis hahaha.

     Baiklah, saya aku mencoba untuk menuliskan sesuatu di blog ini. Ini tentang kerinduan saya kepada salah satu tempat dan anak-anak luar biasa yang pernah saya temui saat saya menduduki bangku perkuliahan. Pengalaman yang memberikan bekal untuk saya menjadi seorang guru saat ini.

     Saat saya berada di semester 4 perkuliahan, saya mengikuti organisasi mengajar bernama Gerakan Ayo Mengajar Indonesia. Organisasi tersebut memiliki visi untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya wilayah 3T. Organisasi mengajar ini mengajarkan saya berbagai macam pelatihan mengajar sebagai bekal para volunteer saat nanti ditempatkan bertugas. Saat itu, saya dan lima teman saya ditugaskan untuk berkontribusi dalam kegiatan belajar mengajar di wilayah Banten.

 

     Tiga minggu adalah hari-hari yang luar biasa bagi kami relawan Gerakan Ayo Mengajar Indonesia batch 4 untuk ikut menyelami kehidupan mereka. Mereka anak-anak SDN 02 Pasireurih yang tak pernah berhenti bermimpi akan hidup yang lebih baik di hari esok. Hampir setiap hari kaki-kaki kecil mereka begegas pergi menuju sekolah. Menapaki jalan setapak berbatu juga hamparan sawah hijau dengan seragam dan sepatu seadanya untuk belajar. Sekolah mereka memang tidaklah bagus bahkan mungkin nyaman, namun semangat mereka untuk terus belajar tak pernah pudar. Media sekolah memang juga tidaklah memadai namun senyum indah mereka tak pernah hilang dalam mengiringi jam-jam pembelajaran hingga bel terakhir sekolah berbunyi.

     Segalanya sungguh terbatas namun dengan hebat mereka mengubahnya menjadi tak terbatas. Agaknya, tak perlu banyak alasan bagi mereka untuk bahagia karena alam yang tersedia menjadi bukti nyata betapa rasa syukur selalu menyelimuti. Rasa syukur yang selalu menjadi awal tumbuhnya segenap asa dalam tangan-tangan kecil mereka. Ya, itulah mereka. Sederhana yang penuh warna. Mengajarkan kami bagaimana pentingnya memaknai hidup di tengah kekurangan. Mengajarkan kami untuk tetap berdiri tegak demi menghidupi mimpi-mimpi indah. Tak banyak yang dapat kami torehkan untuk mereka. Tak banyak juga yang dapat kami tinggalkan untuk mereka. Hanya sedikit ilmu serta kenangan manis dalam canda tawa bersama yang kami harap kan jadi doa yang terus digarap. Begitu pun kami. Terima kasih untuk mereka yang selalu memberi kesan dalam hidup. Kami rindu.

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selfie menjulurkan lidah?? Apa hukumnya bagi muslimah?

Pacaran Boleh Ga Siiiih?>